Dalam sambutannya, Gubernur Mirza menyebut Zainal Abidin Pagaralam bukan hanya tokoh sejarah, melainkan juga sosok panutan dan inspirasi bagi masyarakat Lampung.
"Beliau bukan hanya tokoh sejarah. Zainal Abidin Pagaralam adalah teladan dan inspirasi. Kepemimpinannya sebagai Gubernur mengajarkan bagaimana memimpin dengan cinta, terutama kepada rakyatnya. Kalau Bapak-Ibu membaca bukunya, pasti akan sangat terinspirasi," ujar Gubernur.
Gubernur mengungkapkan bahwa Zainal Abidin Pagaralam menjabat sebagai Gubernur Lampung periode 1966–1972. Dalam masa kepemimpinannya yang berlangsung selama lima tahun, ia dikenal sebagai pemimpin visioner yang menekankan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Beberapa warisan pembangunan penting pada masa pemerintahannya antara lain pendirian sekolah-sekolah, pembentukan Universitas Lampung, serta prakarsa pendirian Bank Lampung, yang seluruhnya menjadi fondasi kemajuan Lampung hingga hari ini.
Gubernur juga menjelaskan bahwa pemberian nama perpustakaan ini memiliki makna simbolis dalam meneruskan visi Zainal Abidin Pagaralam dalam membangun SDM.
"Pembangunan SDM adalah fondasi peradaban maju. Perpustakaan menjadi tempat menyimpan sejarah, ilmu, dan pemikiran-pemikiran besar. Kami berharap generasi muda tidak hanya mengenal sejarah beliau, tetapi juga mewarisi visinya untuk mewujudkan Lampung Maju Menuju Indonesia Emas," kata Gubernur.
Pada kegiatan tersebut, turut hadir pula Sjachroedin Z.P. yakni mantan Gubernur Lampung periode 2004–2014 yang juga putra dari Zainal Abidin Pagaralam.
Sjachroedin menyatakan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan sang ayah sangat sejalan dengan program pembangunan SDM yang kini menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Lampung.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Lampung atas penghormatan ini. Orang tua saya sangat mencintai Lampung. Semoga langkah Gubernur Mirza mendapat ridho dari Allah SWT," ungkap Sjachroedin.
Sebagai rangkaian acara, peresmian gedung perpustakaan juga diisi dengan bedah buku berjudul "Zainal Abidin Pagaralam: Jejak Perjalanan Gubernur Lampung, Periode 1966–1972". Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh jurnalis senior Armiruddin Sormin, serta menghadirkan tiga narasumber sekaligus penulis dari buku tersebut : budayawan Lampung Ansori Djausal, penulis Herman Batin Mangku, dan akademisi Diza Noviandi. (Dinas Kominfotik Provinsi Lampung).