Kota Metro - Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen melestarikan Bahasa Ibu dan peningkatan ilmu Agama Islam dan kapasitas pengajar Agama Islam.
Untuk itu Disdikbud, menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dan Perlombaan Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang SD/MI dan SMP/MTS se-Kota Metro, acara terselenggara di Gedung LEC Kartikatama, Senin, (08/09/2025).
Dalam laporannya Plt. Sekretaris Dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Metro, Dedi Hasmara mengatakan kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari yaitu dari 8 sampai 11 September 2025 yang diikuti sebanyak 1.097 Peserta dari berbagai sekolah tingkat SD SMP se-Kota Metro.
“Penguatan pendidikan agama dan bahasa Daerah merupakan suatu unsur pendidikan rohani dan kelestarian budaya Daerah, maka dari itu kegiatan ini di adakan guna memperkenalkan serta melestarikan budaya kepada generasi muda,” ujarnya.
Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso dalam sambutannya mengatakan, Kegiatan yang di buka hari ini memiliki makna yang sangat strategis.
Pertama, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) adalah bagian dari gerakan pelestarian bahasa dan budaya daerah, yang saat ini menghadapi tantangan serius di era digital dan globalisasi.
“Bahasa ibu adalah identitas budaya dan jati diri bangsa. Ketika anak-anak kita belajar dan menggunakan bahasa daerah secara aktif-baik dalam bentuk puisi, cerpen, drama, pantun, maupun cerita rakyat-mereka sesungguhnya sedang menanamkan akar budaya dalam jiwanya,” ucapnya.
Kedua, Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian penting dari pembentukan karakter bangsa. Kegiatan ini menjadi sarana untuk menumbuhkan akhlak mulia, nilai-nilai keislaman, serta etos belajar yang sehat sejak usia dini.
“Anak-anak kita tidak hanya belajar untuk pintar secara akademik, tetapi juga beriman, bertakwa, jujur, disiplin, dan toleran karakter-karakter luhur yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, karna menumbuhkan anak yang pintar dan berani itu menjadi tantangan tersendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut Bambang Iman Santoso mengatakan melalui kegiatan seperti ini, anak-anak akan didorong untuk tampil, berani berekspresi, dan percaya diri di depan publik guna membentuk karakter yang pemberani, kritis dan pintar ketika nanti mereka dewasa.
“Mereka dilatih untuk berkompetisi secara sehat, menghargai proses, serta menjunjung tinggi nilai sportivitas. Ini semua adalah modal penting dalam membangun generasi muda yang tangguh, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan zaman,” tutupnya. (*)