Berawal dari sesi edukasi dan pendampingan rutin yang dilakukan Abdul Rohman Wahid biasa disapa, Wahid, Eva tergerak untuk mengubah cara pandang terhadap masa depan ekonomi keluarganya. Melalui bimbingan intensif, ia memutuskan memulai usaha budidaya ikan lele menggunakan kolam yang dibangun di halaman rumahnya. Bermodalkan semangat dan arahan dari pendamping, kini usahanya telah berkembang pesat dan memberi penghasilan yang stabil bagi keluarganya.
Eva Damayanti KPM PKH Tejo Agung (Melakukan Penjualan Budidaya Ikan Lelenya Kepada Agen Penjualan Ikan)
"Saya sadar bahwa bantuan tidak selamanya bisa jadi sandaran. Lewat bimbingan Pak Wahid, saya mulai usaha kecil ini. Sekarang, saya sudah bisa mandiri dan tidak lagi layak menerima bantuan sosial," ujar Eva dengan penuh rasa bangga.
Keberhasilan Eva menjadi simbol keberhasilan pendekatan transformatif Program PKH, yang tidak hanya memberikan bantuan tunai, tetapi juga membangun kesadaran, keterampilan, dan kemandirian ekonomi. Kasus ini sekaligus menjadi bukti bahwa edukasi dan pembinaan yang dilakukan oleh pendamping sosial bukan pekerjaan sia-sia, tetapi investasi jangka panjang menuju masyarakat yang lebih berdaya.
Pendamping Abdul Rohman Wahid menegaskan bahwa keberhasilan seperti Eva adalah bentuk nyata dari tujuan akhir PKH.
"Tugas kami bukan hanya mencatat dan menyalurkan bantuan, tapi membangunkan potensi yang selama ini tertidur. Eva adalah contoh KPM yang berhasil sadar, berjuang, dan akhirnya siap graduasi mandiri tanpa paksaan," ujar Wahid.
Program Graduasi menjadi jalan strategis bagi Kementerian Sosial RI dalam mempercepat Graduasi Mandiri Sejahtera, menyiapkan KPM agar mampu berdiri di atas kaki sendiri, mengelola usaha, dan berkontribusi bagi ekonomi lokal.
Kisah Eva Damayanti diharapkan menjadi inspirasi bagi jutaan penerima bantuan sosial di Indonesia, bahwa dengan kemauan, kerja keras, dan bimbingan yang tepat, kemiskinan bukanlah takdir abadi-tetapi tantangan yang bisa diatasi. (Red)